Sabtu, 11 Oktober 2014

Noor Octavia
Sumber:  http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/524-plasenta-previa.html




Plasenta atau ari-ari memberi dukungan bagi kehidupan janin dalam perut ibu, namun jika posisi plasenta menutup mulut rahim, ini yang disebut Plasenta Previa.

PLASENTA PREVIA

Kumpulan.info - Plasenta Previa merupakan salah satu penyebab utama terjadinya pendarahan pada masa kehamilan atau saat persalinan. Pendarahan pada saat kehamilan dan persalinan merupakan salah satu hal darurat karena dapat membahayakan nyawa ibu. Maka, perlu penanganan khusus selama masa kehamilan dan persalinan pada kasus Plasenta Previa.
Plasenta atau ari-ari adalah bagian yang menmpel pada dinding rahim dan berfungsi sebagai pemasok oksigen dan nutrisi pada janin dalam kandungan. Normalnya, plasenta menempel pada bagian samping atau atas rahim. Tetapi, pada kasus Plasenta Previa, plasenta menempel pada bagian bawah sehingga menutupi sebagian atau seluruh mulut rahim. Tertutupnya jalan lahir ini tidak memungkinkan bayi dilahirkan secara normal, karena plasenta yang tertabrak bayi akan pecah dan mengakibatkan pendarahan. Persalinan secara sesar (sc) adalah cara untuk mencegah dan meminimalkan pendarahan.
Pada awal kehamilan, plasenta memang berada pada bagian bawah dinding rahim. Seiring bertambahnya usia kehamilan, janin dan rahim akan semakin membesar. Ukuran rahim yang membesar membuat plasenta tertarik dan bergeser ke bagian atas dinding rahim. Apabila usia kandungan sudah memasuki trimester ketiga tetapi plasenta tetap berada di bagian bawah mulut rahim, keadaan ini disebut dengan Previa.

Kondisi Plasenta Previa
Ada 3 kondisi dari Plasenta Previa, yaitu:
·         Plasenta Previa Marginalis
Pinggiran plasenta mendekati mulut rahim tetapi tidak menutupi mulut rahim.
·         Plasenta Previa Partialis
Palsenta menutupi sebagian mulut rahim.
·         Plasenta Previa Totalis
Plasenta menutupi seluruh mulut rahim.

Penyebab Plasenta Previa
Beberapa faktor pemicu terjadinya Plasenta Previa adalah:
·         Bentuk rahim yang tidak normal
·         Jumlah kehamilan sebelumnya yang cukup banyak
·         Merokok
·         Kehamilan pada usia tua
·         Pernah melakukan kurtase atau pembedahan sesar yang meninggalkan bekas pada bagian samping atau atas dinding rahim sehingga plasenta tidak bisa menempel di tempat tersebut.

Gejala Plasenta Previa
Gejala Plasenta Previa adalah terjadinya pendarahan pada akhir trimester kedua atau awal trimester ketiga. Tetapi, ada juga tidak terjadi pendarahan sampai mendekati persalinan. Jumlah darah yang dikeluarkan bervariasi, mulai dari tetesan darah sampai darah seperti saat haid.

Penanganan Plasenta Previa
Untuk memeriksa secara pasti posisi dan dalamnya pelekatan plasenta, dokter kandungan biasa menggunalan Ultrasonografi (USG) yang dapat memperlihatkan keadaan di dalam rahim. Mengetahui hal ini akan membantu dokter untuk memperkirakan berapa banyak pendarahan dapat terjadi sehingga dapat dicarikan solusi terbaiknya.
Apabila terjadi pendarahan, maka dokter akan melihat apakah bayi harus segera dilahirkan atau pendarahan masih bisa diatasi. Sebisa mungkin, jika pendarahan terjadi pada saat kandungan belum berusia 36 minggu, akan diusahakan untuk mengatasi pendarahan agar kehamilan dapat dilanjutkan sampai janin cukup umur untuk dilahirkan, kurang lebih sampai kandungan berusia 36 minggu.
Wanita hamil dengan Plasenta Previa tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal karena akan mengakibatkan pendarahan hebat. Apabila telah diketahui seorang ibu Plasenta Previa, maka untuk mencegah terjadinya pendarahan yaitu:
·         Mengurangi aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang berat dapat memicu terjadinya kontraksi.
·         Bed rest
Jika sudah mengalami pendarahan berulang kali dan dalam jumlah banyak, disarankan agar bed rest total untuk mencegah terjadinya kontraksi dan pendarahan yang lebih banyak.
·         Pelvic rest
Yaitu tidak melakukan hal-hal pada vagina yang berpotensi menyebabkna terjadinya pendarahan. Misalnya, tidak melakukan hubungan seks, membersihkan vagina menggunakan cairan atau alat tertentu, menggunakan pembalut vagina.
Pada kasus Plasenta Previa yang sudah parah, penderitanya harus diopname di rumah sakit agar dokter mudah melakukan kontrol. Penanganan yang akan dilakukan dokter adalah memberikan obat-obatan untuk mencegah kontraksi dan obat untuk mempercepat pematangan paru-paru janin untuk kemungkinan apabila janin harus segera dilahirkan.
Karena tidak boleh sampai kontraksi, maka segera hubungi dokter jika Anda merasakan kontraksi perut (perut terasa sangat keras) atau keluar bercak darah. Karena itu merupakan tanda-tanda awal kontraksi yang berbahaya. Segera hubungi dokter dan menuju rumah sakit agar mendapat penanganan yang tepat.
Topik: Bayi



Kenali Gejala TBC pada Anak
Sumber:  http://artikeltentangkesehatan.com
Noor Octavia



Tuberculosis atau biasa disingkat TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri bernama Mycobacterium tuberculosae. Bakteri ini akan menginfeksi organ pernafasan, terutama paru-paru. Namun TBC juga tidak hanya menginfeksi organ dan saluran pernafasan saja. Kulit dan selaput otak atau myelin juga dapat terinfeksi oleh bakteri ini. Tuberculosis menyerang manusia tanpa memandang jenis kelamin ataupun usia. Mulai dari bayi sampai manusia lanjut usia rentan terkena penyakit ini. Adapun tanda-tanda TBC pada anak tidak sulit dikenali. Untuk itu mari kita kenali gejala TBC pada anak.
Gejala paling umum yang pasti muncul adalah demam. Timbulnya demam merupakan pertanda masa inkubasi dari basil penyebab TBC. Demam yang timbul pada umumnya tidak terlalu tinggi sehingga terkadang dikira hanya demam influenza biasa. Gejala lain yang mungkin timbul adalah berkurangnya nafsu makan anak. Bahkan pada beberapa kasus anak tidak mau makan sama sekali. Anak juga mengalami penurunan berat badan secara drastis. Gangguan pada gizi terjadi hampir di semua kasus TBC anak. Hal tersebut berhubungan erat dengan rendahnya selera makan anak.
Sebagai orang tua, harus sigap kenali gejala TBC pada anak ini karena tidak sedikit orang tua yang sekedar mengira anaknya tidak mempunyai nafsu makan dan tidak mencari tahu penyebabnya. Kondisi lain adalah gejala tubuh anak yang lemas tidak memiliki daya atau kekuatan, nampak selalu kelelahan dan tidak bergairah, lambat di dalam beraktivitas serta terkesan menutup diri.
Gejala yang cukup khas untuk dikenali pada kasus TBC anak adalah adanya batu kronis dan berulang. Batuk dengan durasi lama ini tidak mengeluarkan dahak dan merupakan gejala serangan asma. Selanjutnya terjadi diare yang berulang pada anak juga menjadi salah satu pertanda bahwa anak terkena TBC.
Namun untuk lebih memastikan apakah benar anak terkena TBC atau penyakit lain adalah dengan melakukan tes laboratorium. Akan tetapi tetap harus kenali gejala TBC pada anak untuk dapat dilakukan antisipasi berikut penanganan secara tepat terhadap penyakit yang diderita oleh anak. Dan yang paling utama jangan lupa untuk melakukan imunisasi BCG yang merupakan salah satu upaya mencegah infeksi bakteri tuberculosis.


OLIGOMENOREA

                                                           oleh:Noor Octavia
Oligomenorea
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas





Oligomenorea pada wanita
Oligomenorea adalah panjang siklus haid yang memanjang dari panjang siklus haid klasik, yaitu lebih dari 35 hari per siklusnya. Volume perdarahannya umumnya lebih sedikit dari volume perdarahan haid biasanya.[1] Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan tubuh wanita tidak mengalami gangguan dan tingkat kesuburan cukup baik.[1] Siklus haid biasanya juga bersifat ovulatoar dengan fase proliferasi yang lebih panjang dibandingkan fase proliferasi siklus haid klasik.[1] Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya.[2] Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.[2] Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.[2] Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga menstruasi menjadi lebih jarang terjadi.[2] Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause.[2] Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya menstruasi pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan keseimbaangan hormon dalam tubuh.[2]